Kabupaten Purwakarta berbatasan dengan Kabupaten Karawang di bagian Utara dan sebagian wilayah Barat, Kabupaten Subang di bagian Timur dan sebagian wilayah bagian Utara, Kabupaten Bandung Barat di bagian Selatan, dan Kabupaten Cianjur di bagian Barat Daya.

Kabupaten Purwakarta berada pada titik-temu tiga koridor utama lalu-lintas yang sangat strategis, yaitu Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung dan Purwakarta-Cirebon.

Luas wilayah Kabupaten Purwakarta adalah 971,72 km² atau sekira 2,81% dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat berpenduduk 845.509 jiwa (Proyeksi jumlah penduduk tahun 2009) dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 2,28% per-tahun. Jumlah penduduk laki-laki adalah 420.380 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan adalah 425.129 jiwa.

Kabupaten Purwakarta memiliki motto Wibawa Karta Raharja. "Wibawa" berarti berwibawa atau penuh kehormatan, "Karta" berarti ramai atau hidup, dan "Raharja' berarti keadaan sejahtera atau makmur. Sehingga “Wibawa Karta Raharja” dapat diartikan sebagai daerah yang terhormat/berwibawa, ramai/hidup, serta makmur atau sejahtera.

Purwakarta memiliki memilki keunggulan karena letak yang startegis sehingga banyak pabrik yang berdiri di daerah sini dan membuka lapngan pekerja baru buat penduduk lokal. Selain itu Purwakarta juga memilki potensi besar untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata karena tetap mempertahankan daerah hijau berupa hutan, sawah, dan sungai terutama untuk daerah Pasawahan, Pondok Salam dan Wanayasa.

Kabupaten Purwakarta merupakan pemekaran dari Kabupaten Karawang Ibukotanya terletak di Subang. Kemudian kabupaten ini mengalami pemekaran kembali menjadi kabupaten Purwakarta dengan Ibukotanya di Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan ibukotanya di Subang. Perubahan ini terjadi antara tahun 1949 sampai dengan tahun 1968.

Pada tahun 1968,berdasarkan UU No. 4/1968 tentang pembentukan kabupaten Purwakarta dan kabupaten Subang,Sk. Wali Negeri Pasundan diubah dan ditetapkan pembentukan Kabupaten Purwakarta dengan wilayah Kewedananaan Purwakaarta ditambah dengan masing-masing dua Desa dari Kabupaten karawang dan Cianjur, hingga pada tahun 1968 Kabupaten Purwakarta hanya memiliki 4 Kecamatan, yaitu : Kecamatan Purwakarta, Plered, Wanayasa dan Campaka dengan jumlah Desa 70 desa.

Selanjutnya dilaksanakan penetapan wilayah Desa Kelurahan, pembentukan Kemantren maka Kabupaten Purwakarta akhirnya memiliki wilayah 183 Desa,9 wilayah Kelurahan, 9 Kemantren dan 10 Kecamatan serta 3 Pembantu Bupati. Berikut kronologis sejarah yang diambil dari website resmi pemerintahan kabuapten Purwakarta

Sejarah Purwakarta Karesidenan 
Sejarah Purwakarta Karesidenan

A· Sebelum Masa Penjajahan

 Tata Pemerintahan Daerah Pada Masa Sebelum Penjajahan Belanda

Keberadaan Purwakarta tidak terlepas dari sejarah perjuangan melawan pasukan VOC. Sekitar awal abad ke-17 Sultan Mataram mengirimkan pasukan tentara yang dipimpin oleh Bupati Surabaya ke Jawa Barat. Salah satu tujuannya adalah untuk menundukkan Sultan Banten. Tetapi dalam perjalanannya bentrok dengan pasukan VOC sehingga terpaksa mengundurkan diri.

Sejarah Purwakarta Situ Wanayasa 
Sejarah Purwakarta Situ Wanayasa

Setelah itu dikirimkan kembali ekspedisi kedua dari Pasukan Mataram di bawah pimpinan Dipati Ukur serta mengalami nasib yang sama pula. Untuk menghambat perluasan wilayah kekuasaan kompeni (VOC), Sultan Mataram mengutus Penembahan Galuh (Ciamis) bernama R.A.A. Wirasuta yang bergelar Adipati Panatayuda atau Adipati Kertabumi III untuk menduduki Rangkas Sumedang (Sebelah Timur Citarum).

Selain itu juga mendirikan benteng pertahanan di Tanjungpura, Adiarsa, Parakansapi dan Kuta Tandingan. Setelah mendirikan benteng tersebut Adipati Kertabumi III kemudian kembali ke Galuh dan wafat. Nama Rangkas Sumedang itu sendiri berubah menjadi Karawang karena kondisi daerahnya berawa-rawa (Sunda: “Karawaan”).

Sultan Agung Mataram kemudian mengangkat putera Adipati Kertabumi III, yakni Adipati Kertabumi IV menjadi Dalem (Bupati) di Karawang, pada Tahun 1656. Adipati Kertabumi IV ini juga dikenal sebagai Panembahan Singaperbangsa atau Eyang Manggung, dengan ibu kota di Udug-udug.

Pada masa pemerintahan R. Anom Wirasuta putera Panembahan Singaperbangsa yang bergelar R.A.A. Panatayuda I antara Tahun 1679 dan 1721 ibu kota Karawang dari Udug-udug pindah ke Karawang, dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah antara Cihoe (Cibarusah) dan Cipunagara.

Pemerintahan Kabupaten Karawang berakhir sekitar tahun 1811-1816 sebagai akibat dari peralihan penguasaan Hindia-Belanda dari Pemerintahan Belanda kepada Pemerintahan Inggris.

B· Masa Penjajahan

 Tata Pemerintahan Daerah Pada Masa Penjajahan Belanda

Sejarah Purwakarta Stasiun Purwakarta 
Sejarah Purwakarta Stasiun Purwakarta

Antara tahun 1819-1826 Pemerintahan Belanda melepaskan diri dari Pemerintahan Inggris yang ditandai dengan upaya pengembalian kewenangan dari para Bupati kepada Gubernur Jendral Van der Capellen.

Dengan demikian Kabupaten Karawang dihidupkan kembali sekitar tahun 1820, meliputi wilayah tanah yang terletak di sebelah Timur kali Citarum/Cibeet dan sebelah Barat kali Cipunagara. Dalam hal ini kecuali Onder Distrik Gandasoli, sekarang Kecamatan Plered pada waktu itu termasuk Kabupaten Bandung. Sebagai Bupati I Kabupaten Karawang yang dihidupkan kembali diangkat R.A.A. Surianata dari Bogor dengan gelar Dalem Santri yang kemudian memilih ibu kota Kabupaten di Wanayasa.

Pada masa pemerintahan Bupati R.A. Suriawinata atau Dalem Sholawat, pada tahun 1830 ibu kota dipindahkan dari Wanayasa ke Sindangkasih, yang kemudian diberi nama “PURWAKARTA” yang artinya Purwa: permulaan, karta: ramai/hidup. Diresmikan berdasarkan besluit (surat keputusan) pemerintah kolonial (Gubernur Jendral Hindia Belanda) tanggal 20 Juli 1831 nomor 2.

Akan tetapi, nama Sindangkasih tetap digunakan, yaitu sebagai nama distrik di wilayah ibukota kabupaten (sekarang menjadi nama kelurahan). Keputusan tentang pemberian nama Purwakarta untuk ibukota baru Kabupaten Karawang itu diumumkan dalam surat kabar pemerintah, Javasche Courant nomor 97 yang terbit Selasa tanggal 16 Agustus 1831 sebagai berikut: Door den Gouverneur General in Rade, is bepaald dat de hoofdplaats de Assistant-residentie Krawang, voortan den naam Poerwakarta (Gubernur Jenderal telah menetapkan, bahwa sejak waktu itu ibu kota Afdeling/Kabupaten Karawang bernama Purwakarta).

Sejarah Purwakarta Alun Alun 
Sejarah Purwakarta Alun Alun

Surat keputusan tersebut adalah sumber akurat dan primer serta mengandung makna yuridis formal. Oleh karena itu, tanggal 20 Juli 1831 merupakan fakta sejarah tentang berdirinya kota/tempat bernama Purwakarta. Momentum inilah yang kemudian menjadi dasar dari Hari Jadi Purwakarta yang diperingati tiap tahun.

Mengapa ibukota baru itu diberi nama Purwakarta? Mengenai asal-usul dan arti nama Purwakarta pun terdapat beberapa versi. Versi umum menyatakan nama itu berasal dari kata purwa dan karta dalam bahasa Sansakerta.

Purwa berarti yang pertama, karta berarti aman tentram dan tertib atau ramai. Akan tetapi penjelasan mengenai arti kedua kata itu berbeda antara satu versi dengan versi lain. Ada versi yang menghubungkan arti Purwakarta dengan perang Cina Makao.

Versi lain menghubungkan kata itu dengan nama Purbasari, salah seorang penasehat/kepercayaan Bupati R.A. Suriawinata yang besar peranannya dalam mencari tempat untuk ibukota baru Kabupaten Karawang. Menurut versi itu, kata purwa berasal dari kata purba, nama bagian depan dari Purbasari. Versi mana yang paling mendekati kebenaran, memerlukan penelitian secara khusus.

Sejak itu dimulailah pembangunan terutama dibidang fisik infrastruktur, antara lain dengan pengurugan rawa-rawa untuk pembuatan Situ Buleud, Pembuatan Gedung Keresidenan, Pendopo, Mesjid Agung, Tangsi Tentara di Ceplak, termasuk membuat Solokan Gede, Sawah Lega dan Situ Kamojing. Pembangunan terus berlanjut sampai pemerintahan Bupati berikutnya.
Sejarah Purwakarta Masjid Agung

C· Pasca Kemerdekaan

Pembagian Wilayah Pemerintahan Dari Tahun 1945-1999

Kabupaten Karawang dengan ibu kotanya di Purwakarta berjalan sampai dengan tahun 1949. Pada tanggal 29 Januari 1949 dengan Surat Keputusan Wali Negeri Pasundan Nomor 12, Kabuapten Karawang dipecah dua yakni Karawang Bagian Timur menjadi Kabupaten Purwakarta dengan ibu kota di Subang dan Karawang Bagian Barat menjadi Kabupaten Karawang.

Berdasarkan Undang-undang nomor 14 tahun 1950, tentang pembentukan daerah kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat, selanjutnya diatur penetapan Kabupaten Purwakarta, dengan ibu kota Purwakarta, yang meliputi Kewedanaan Subang, Sagalaherang, Pamanukan, Ciasem dan Purwakarta.

Sejarah Purwakarta Gedung Kembar 
Sejarah Purwakarta Gedung Kembar

Pada tahun 1968, berdasarkan Undang-undang No. 4 tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang SK Wali Negeri Pasundan dirubah dan ditetapkan Pembentukan Kabupaten Purwakarta dengan Wilayah Kewedanaan Purwakarta di tambah dengan masing-masing dua desa dari Kabupaten Karawang dan Cianjur. Sehingga pada tahun 1968 Kabuapten Purwakarta hanya memiliki 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Purwakarta, Plered, Wanayasa dan Campaka dengan jumlah desa sebanyak 70 desa. Untuk selanjutnya dilaksanakan penataan wilayah desa, kelurahan, pembentukan kemantren dan peningkatan status kemantren menjadi kecamatan yang mandiri. Maka saat itu Kabupaten Purwakarta memiliki wilayah: 183 desa, 9 kelurahan, 8 kamantren dan 11 kecamatan.

Berdasarkan perkembangan Kabupaten Purwakarta, pada tahun 1989 telah dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 821.26-672 tanggal 29 Agustus 1989 tentang lahirnya lembaga baru yang bernama Wilayah Kerja Pembantu Bupati Purwakarta Wilayah Purwakarta yang meliputi Wilayah Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Campaka, Perwakilan Kecamatan Cibungur yang pusat kedudukan Pembantu Bupati Purwakarta berada di Purwakarta.

Sedangkan wilayah kerja Pembantu Bupati Wilayah Plered meliputi wilayah Kecamatan Plered, Kecamatan Darangdan, Kecamatan Tegalwaru, Kecamatan Maniis, Kecamatan Sukatani yang pusat kedudukan Pembantu Bupati Purwakarta berada di Plered.

Sejarah Purwakarta Karesidenan 
Sejarah Purwakarta Karesidenan

Wilayah kerja Pembantu Bupati Wilayah Wanayasa yang meliputi Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Pasawahan, Kecamatan Bojong, Perwakilan Kecamatan Kiarapedes, Perwakilan Kecamatan Margasari, dan Perwakilan Kecamatan Parakansalam yang pusat kedudukan Pembantu Bupati Purwakarta Wilayah Wanayasa berada di Wanayasa yang telah diresmikan pada tangga 31 Januari 1990 oleh Wakil Gubernur Jawa Barat.

Setelah diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, serta dimulainya pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Purwakarta tepatnya pada tanggal 1 Januari 2001. Serta melalui Peraturan Daerah No. 22 tahun 2001, telah terjadi restrukturisasi organisasi pemerintahan di Kabupaten Purwakarta. Jumlah Dinas menjadi 18 Dinas, 3 Badan dan 3 Kantor serta Kecamatan berjumlah 17 buah, Kelurahan 9 buah dan desa 183 buah.

Riwayat Para Pelaku

  1. Para Bupati Karawang yang berkedudukan di Karawang

  2. Tahun 1633-1679 Penembahan Singaperbangsa/Adipati Kertabumi IV/Eyang Manggung, berkedudukan di Udug-udug sebagai Bupati Pertama yang merintis pendirian kota Kerawang

  3. Tahun 1679-1721 R. Anom Wirasuta/RAA Panatayuda I, yang memindahkan ibukota ke Karawang. (Bupati II)

  4. Tahun 1721-1732 Rd. Jayanagara/RA Panatayuda II (Bupati III), kemudian dikenal sebagai Panembahan Waru Tengah.

  5. Tahun 1732-1752 R. Singanagara/RA Panatayuda III (Bupati IV) alis Raden Martanegara, dikenal dengan julukan Panembahan Waru Ilir.

  6. Tahun 1752-1786 R. Moh Soleh alias Raden Muhammad Zainal Abidin/RA Panatayuda IV (Bupati V), dikenal dengan julukan dalem Balon atau dalem Sorambi.

  7. Tahun 1786-1809 RAA Singasari Panatayuda (Bupati VI), dikenal dengan julukan Panembahan Singasari dan Kiyai Sepuh.

  8. Tahun 1811- 1813 RA Suriadilaga (Bupati VII), dikenal dengan nama dalem talun.

  9. Tahun 1813-1820 RA Sastradipura (Bupati VIII)


Sejarah Purwakarta Alun Alun Sejarah Purwakarta Alun Alun

 I. Para Bupati Karawang yang berkedudukan di Purwakarta

Periode Wanayasa

  1. Tahun 1821-1828 RA Surianata/Dalem Santri, yang menetapkan ibukota di Wanayasa, selanjutnya wafat dan dimakamkan di tengah Situ Wanayasa (Bupati IX/I)

  2. Tahun 1829-1830 RA Suriawinata atau Dalem Sholawat yang memindahkan ibukota dari Wanayasa ke Sindangkasih dan selanjutnya memberi nama Purwakarta (Bupati X/II).


Periode Purwakarta

  1. Tahun 1830-1849 RA Suriawinata atau Dalem Sholawat. Ia adalah perintis pembangunan kota Purwakarta.

  2. Tahun 1849-1854 R. Sastranegara/R. Moch. Enoch (Bupati XI/III). Dimakamkan di belakang mesjid Agung Purwakarta

  3. Tahun 1854-1863 RAA Sastradiningrat I/Uyang Ayim yang membangun pendopo kabupaten, Mesjid Agung dan Situ Buleud (Bupati XII/IV)

  4. Tahun 1863-1886 RAA Sastradiningrat II (Bupati XIII/V), dijuluki sebagai Dalem Bintang.

  5. Tahun 1886-1911 R. Suriakusumah/RAA Sastradiningrat III (Bupati XIV/VI)

  6. Tahun 1911-1925 RA Gandanegara, Bupati terakhir keturunan Singaperbangsa (Bupati XV/VII). Ia adalah bupati terakhir keturunan Singaperbangsa. Ia dimakamkan di belakang Mesjid Agung Purwakarta.

  7. Tahun 1925-1942 Suriamiharja/Adipati Sangsakuning, Bupati terakhir sebelum pendudukan Jepang (Bupati XVI/VIII)

  8. Tahun 1942-1945 R. Pandasuriadiningrat/Konco Bupati XVII/IX, saat pendudukan Jepang


III. Para Bupati Purwakarta yang berkedudukan di Subang

  1. Tahun 1945-1948 R. Juarsa, Bupati Karawang XVIII/X dan kemudian mengungsikan ibukota ke Subang.

  2.  Tahun 1947-1948        Danta Ganda Wikrama (Bupati RI Pemerintahan Darurat Karawang Timur)

  3. Tahun 1948-1949 R. Ateng Supraja (Bupati Recomba, membawahi wilayah eks-Karawang Timur)

  4. Tahun 1948-1950 R. Sunarya Ronggowaluyo, Bupati RI

  5. Tahun 1949-1950 RM. Hasan Suria Sacakusuma, Bupati Recomba II (Bupati masa Negara Pasundan/RIS)


Daftar Bupati Kabupaten Purwakarta (Periode Subang)

  1. Tahun 1950-1958 RPS. Hadipranata, Bupati Kab. Purwakarta I berdasarkan UU No. 14 tahun 1950, sementara berkedudukan di Subang (Bupati Purwakarta I)

  2. Tahun 1958-1959 M. Tanu Gandawidijaja, Pejabat Bupati (Bupati II). Ia adalah bupati dalam arti kepala daerah, dipilih oleh DPRD

  3. Tahun 1959-1966 Tb. Mochamad Hasan Sutawinangun (Bupati III)

  4. Tahun 1966-1968 Letkol. RHA Samsudin, Bupati Purwakarta IV, selanjutnya menjadi Bupati Subang I.

Sejarah Purwakarta Alun Alun Sejarah Purwakarta Alun Alun

Para Bupati Kabupaten Purwakarta yang berkedudukan di Purwakarta

  1. Tahun 1968-1969 RH. Sunaryo. Ronggowaluyo, Pejabat Bupati (Bupati V/I). Pelantikannya bersamaan dengan peresmian pembentukan Kabupaten Purwakarta baru, ibukota Purwakarta

  2. Tahun 1969-1979 Kol. Inf. RA. Muchtar (Bupati VI/I)

  3. Tahun 1979-1980 Kol. Inf. RHA. Abubakar, Pejabat Bupati merangkap Residen Wilayah IV (Bupati VII/III)

  4. Tahun 1980-1982 Letkol. AU. Drs. Mukdas Dasuki (Bupati VIII/IV)

  5. Tahun 1982-1983 Kol.Inf. (Purn) RHA Abubakar ditunjuk kembali sebagai Pejabat Bupati merangkap Pembantu Gubernur Wilayah IV/Ka. Itwil Propinsi (Bupati IX/V)

  6. Tahun 1983-1988 Drs. H. Soedarna TM, S.H. sebagai Bupati Purwakarta yang berkedudukan di Purwakarta. Bupati VI atau Bupati Kabupaten Purwakarta X sejak Kabupaten Purwakarta masih berkedudukan di Subang.

  7. Tahun 1988-1993 Drs. H. Soedarna TM, S.H sebagai Bupati Purwakarta VII yang kedua kalinya.

  8. Tahun 1993-2003 Drs. H. Bunyamin Dudih, S.H, menjabat sebagai Bupati Purwakarta VIII. (dua kali masa jabatan/dua periode)

  9. Tahun 2003-2007 Drs. H. Lily Hambali Hasan, M.Si. Menjabat sebagai Bupati Purwakarta IX. (Untuk pertama kalinya, mempunyai Wakil Bupati, yaitu H. Dedi Mulyadi, SH)

  10. Tahun 2007-Sekarang H. Dedi Mulyadi, SH. Menjabat sebagai Bupati Purwakarta X. Wakil Bupati, Drs. H. Dudung B. Supardi,


Referensi : http://purwakartakab.go.id
Purwakarta merupakan suatu kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia Ibu kota Kabupaten Purwakarta terletak di Purwakarta dan berjarak ±80 km sebelah timur Jakarta sebelum Bandung.

Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Karawang di bagian Utara dan sebagian wilayah Barat, Kabupaten Subang di bagian Timur dan sebagian wilayah bagian Utara, Kabupaten Bandung Barat di bagian Selatan, dan Kabupaten Cianjur di bagian Barat Daya.

Kabupaten Purwakarta berada pada titik-temu tiga koridor utama lalu-lintas yang sangat strategis, yaitu Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung dan Purwakarta-Cirebon.

Karena letaknya tersebut sehingga hanya dapat digunakan sebagai tempat untuk istirahat atau transit selama perjalanan.

Mungkin karena hal ini yang menyebabkan kurang begitu populernya tempat wisata yang ada di Purwakarta, sehingga banyak wisatawan tidak tahu mengenai tempat yang sebenarnya menarik untuk tujuan wisata.

Purwakarta memiliki banyak jenis wisata yang dapat anda kunjungi seperti wisata pendakian, wisata alam, wisata kuliner, wisata kesehatan, wisata kerajinan, atau wisata  sejarah. Berikut ini mengenai beberapa tempat wisata  di Purwakarta yang menarik untuk anda kunjungi.

 

Wisata Pendakian Gunung Parang Purwakarta


Wisata Pendakian Gunung Parang Purwakarta 
Wisata Pendakian Gunung Parang Purwakarta (Photo Credits: Detik.com)

Gunung Parang merupakan gunung batu andesit yang menjulang tinggi dengan titik puncak 900 meter. Merupakan salah satu gunung tebing terbaik di Indonesia dan Asia,keunikan dari gunung ini adalah jalur pendakiannya,bisa langsung lewat tebing maupun melalui jalur pendakian biasa yang melewati hutan basah.

Badega Gunung Parang yang terletak di Kampung Cihuni, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru. Di kelola oleh masyarakat disana dengan konsep alam apa yang bisa didapat disana Yaitu Fun Climbing,Jelajah Hutan Gunung Parang, Berkemah dan Jelajah Kampung dan pelatihan budaya.

 

Wisata Pendakian Gunung Bongkok Purwakarta

Wisata Pendakian Gunung Bongkok Purwakarta 
Wisata Pendakian Gunung Bongkok Purwakarta (Photo Credits: Kompas.com)

Gunung Bongkok adalah sebuah gunung batu dengan ketinggian 975 mdpl, terletak di Desa Cisarua,Kec. Tegalwaru purwakarta Walaupun lebih tepat dikatakan sebagai sebuah bukit, namun Gunung Bongkok cukup lumayan bagi pemula yang ingin mencoba olahraga ekstrim.

Pendakian ke puncak biasanya dilakukan pada pagi hari. Puncak dengan ketinggian 975 mdpl ini dapat ditempuh dengan waktu 1-1,5 jam dengan berjalan santai. Ada beberapa titik yang perlu diwaspadai yaitu di tanjakan 700 mdpl, tanjakan 800 mdpl, dan tanjakan 950 mdpl.

Tanjakan ketiga titik tersebut lumayan curam apalagi jika hujan licin, namun sudah tersedia tali pengaman yang dipasang oleh relawan dari komunitas pendaki gunung untuk membantu wisatawan.

Di puncak Gunung Bongkok, wisatawan bisa menikmati Puncak Batu Tumpuk dengan pemandangan terlihat waduk Jatiluhur yang sangat indah. Namun wisatawan perlu hati-hati karena puncak Batu Tumpuk cukup sempit, kira-kira hanya dapat menampung 30 orang. Puncak Gunung Bongkok dikelilingi tebing dengan ketinggian ratusan meter, perlu kewaspadaan para wisatawan agar tidak jatuh tergelincir.

 

Wisata Pendakian Gunung Lembu Purwakarta


Wisata Pendakian Gunung Lembu Purwakarta 
Wisata Pendakian Gunung Lembu Purwakarta (Photo Credits: Liputan6)

Gunung Lembu. Gunung yang terletak di desa Panyindangan, kecamatan Sukatani ini, mulai menjadi primadona di kalangan pendaki. Selain menawarkan pesona pemandangan Waduk Jatiluhur, kita juga bisa melihat eksotisme Gunung Parang dan Gunung Bongkok yang berdampingan.

Perjalanan menuju Puncaknya memakan waktu cukup variatif, antara 2-4 jam tergantung kondisi fisik dan kondisi lapangan, Trek yang ditawarkan cukup menantang. Kontur dengan dominasi tanah merah dan deretan pohon bambu jadi pemandangan yang tersaji di awal pendakian. Jangan tertipu dengan ketinggiannya yang kurang dari 1.000 mdpl, karena jalur yang dilewati cukup terjal, ditambah apabila pendakian dilakukan pada saat hujan, jalanan sangat licin dan menguras tenaga.

Pemandangan di Puncak Batu Lembu tersaji sangat indah, membuka hari melihat elok sang mentari jadi kegiatan kami di puncak. Banyak pendaki yang memanfaatkan momen tersebut dengan berfoto bersama, layak dicoba untuk para traveler untuk mengisi akhir pekan yang ceria. Dengan biaya yang relatif minim tapi kepuasannya maksimal, gunung Lembu layak untuk jadi pilihan.

 

Wisata Kesehatan Rumah Sakit Holistik Purwakarta

Indonesian Holistic Tourist Hospital - IHTH Purwakarta 
Indonesian Holistic Tourist Hospital - IHTH Purwakarta

Berbagai macam cara penyebutan untuk pariwisata medis seperti  medical tourism, wisata kesehatan, atau pariwisata kesehatan. Sebenarnya pengertian dari pariwisata medis  adalah suatu kegiatan wisata yg dirangsang oleh adanya objek atau fasilitas yg diperlukan untuk mengembalikan kesehatan di daerah tujuan wisata, misalnya tempat sejuk yang lengkap dengan tempat peristirahatan dan suasana alam yang mendukung penyembuhan.

Salah satu dan pioner untuk konsep pariwisata medis adalah Indonesian Holistic Tourist Hospital  (IHTH) yang terletak di Desa Salam Mulya Kecamatan Pondok Salam Kabupaten Purwakarta Jawa Barat.

IHTH  menggunakan metode pengobatan Holistik yang didasarkan kepada hukum alam yang utuh yang terdiri dari bagian-bagian yang saling tergantung satu sama lain. Di alam terdiri dari air, udara, tanaman, binatang panas, dingin dan lain-lain yang semuanya saling berkaitan satu sama lain.

Rumah sakit holistic menyuplai obat-obatan herbal dan membangun Planta Holistica Organic Farming untuk pengembangan, pertanian, peternakan dan tanaman organic.

Wisata Kuliner Sate Maranggi Purwakarta


Wisata Kuliner Sate Maranggi Purwakarta 
Wisata Kuliner Sate Maranggi Purwakarta

Di Purwakarta sendiri ada ratusan penjual Sate Maranggi, karena dahulu Sate Maranggi biasa di jual dengan cara di pikul dan biasa menyebutnya bukan dengan kata "Sate Maranggi" tetapi cukup dengan kata "Maranggi" saja.

Jika anda berwisata ke Purwakarta berikut beberapa penjual Sate Maranggi yang selalu ramai dikunjungi wisatawan karena memiliki keunggulan baik itu tempat dan cita rasa khas dari Sate Maranggi tersebut.

Beberapa penjual sate maranggi yang mungkin anda dapat kunjungi seperti Sate Maranggi Bah Use, Sate Maranggi Anwar, dan Sate Maranggi Wanayasa.

 

Wisata Kuliner Peuyeum Bendul Purwakarta


Wisata Kuliner Peuyeum Bendul Purwakarta 
Wisata Kuliner Peuyeum Bendul Purwakarta

Purwakarta punya peuyeum yang terkenal yaitu peuyeum Bendul. Dijual di sepanjang Jalan Raya Bendul. Di sepanjang jalan kurang lebih 2 km Anda akan menemukan dertan kios-kios yang menjual peuyeum dengan cara digantung

Berbeda dengan peuyem Bandung rasanya lebih manis dan lebih padat. PErbedaan pada proses pemeraman di dalam keranjang bambu beralas daun pisang. Kalau peuyeum Bandung biasanya 2 malam, kalau peuyeum Bendul hanya 1 malam. Lalu digantung sampai matang.

Peuyeum ini akan matang dalam 2 hari. Jika ingin lebih manis, biarkan sampai 3-4 hari. Prosesnya lumayan panjang. Singkong yang telah dikupas dicuci hingga bersih. Jika tidak bersih maka rasanya asam. Singkong ini lalu direbus hingga terapung lalu didinginkan hingga dingin betul. Selanjutnya diberi ragi dan diperam dalam keranjang.

Sedangkan makanan colenak adalah olahan peuyeum yang dikukus atau dibakar kembali, lalu diberi gula merah, kacang tanah, dan kelapa.

 

Wisata Kuliner Simping Kaum Purwakarta

Simping Kaum Purwakarta 
Simping Kaum Purwakarta

Camilan renyah berbentuk bulat pipih dengan rasa yang gurih ini selalu enak jadi teman dikala senggang. Warnanya putih dengan rasa gurih plus aroma bawang dan kencur yang cukup terasa.

Simping Kaum merupakan campilan ringan berbentuk bulat tipis seperti lembaran. Pada umumnya simping kaum ini berwarna putih. Simping kaum terbuat dari tepung terigu, tepung tapioka yang diberi bumbu-bumbu seperti bawang, kencur, dan juga santan. Adonan ini kemudian dibentuk bulat-bulat tipis dan dimatangkan dengan cara dipanggang dengan menggunakan alat khusus.

Seiring berjalannya waktu, simping kaum ini pun mengalami perkembangan dari segi rasa. Kalau biasanya simping kaum hanya memiliki rasa gurih, kini mulai hadir dengan aroma pandan dengan rasa yang sedikit manis, aroma nangka, pisang, hingga keju dan juga cokelat.


Wisata Alam Situ Wanayasa Purwakarta

Wisata Alam Situ Wanayasa Purwakarta 

Wisata Alam Situ Wanayasa Purwakarta

Danau Wanayasa terletak di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta, ±23 km sebelah Tenggara kota Purwakarta. Penduduk setempat menyebutnya Situ Wanayasa. Dari Purwakarta anda bisa menjangkau lokasi dalam waktu kurang lebih 40 menit melalui Pasar Rebo menuju jalan Jl. Kapten Halim dan Raya Wanayasa.

Pemandangan sekitarnya sangat indah, anda bisa menikmati aneka permainan di sini. Anda bisa menikmati keliling danau dengan menaiki kapal bebek kayuh atau mungkin memancing ikan bahkan warga sekitar biasa menggunakannya untuk jogging. . Danau ini memiliki sebuah pulau di tengahnya.

Danau Wanayasa atau Situ Wanayasa adalah danau alam seluas ±7 ha yang berada pada ketinggian 600 m DPL dengan udara yang sejuk berlatar belakang panorama Gunung Burangrang. Yang unik dari danau ini adalah adanya pulau di tengah danau. Di pulau tersebut terdapat makam RA. Suriawinata, salah seorang pendiri Purwakarta yang juga Bupati Karawang ke-9. Meninggal pada tahun 1827.

 

Wisata Alam Curug Cipurut Purwakarta

Wisata Alam Curug Cipurut Purwakarta 
Wisata Alam Curug Cipurut Purwakarta (Photo Credits : Liputan6)

Tempat wisata alam air terjun Curug Cipurut berada di kaki Gunung Burangrang dan termasuk dalam Kawasan Cagar Alam Gunung Burangrang sehingga pengelolaan saat ini masih dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jabar I dengan operasional dilapangan dibantu oleh Desa Sumurugul dan Desa Wanayasa.

Obyek wisata ini berjarak 30km kota Purwakarta dan berada di kaki gunung burangrang yang terletak di Desa Sumurugul, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat.

Wisata air terjun ini memiliki 3 curug: yangutama memiliki ketinggian sekitar 25m sedang dua lainnya lebih landai dan biasa dimanfaatkan untuk bermain seluncur.

Untuk menuju tempat wisata Curug Cipurut Purwakarta ini sangat mudah dan dapat ditempuh menumpang angkutan pedesaan ataupun berjalan kaki dari terminal Wanayasa. Wisata Curug Cipurut sangat cocok untuk kegiatan kemping, berpetualang ataupun fotografi.

 

Wisata Alam Waduk Jatiluhur Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_12563" align="alignleft" width="300"]Wisata Alam Waduk Jatiluhur Purwakarta Wisata Alam Waduk Jatiluhur Purwakarta[/caption]

Waduk ini menjadi tempat wisata paling populer di Purwakarta, waduk yang merupakan muara dari sungai Citarum ini memiliki luas 8,3 ribu hektar dan sering digunakan untuk sarana rekreasi dan olahraga air.

Lokasi akses yang mudah yaitu kurang dari 2 kilometer dari pintu keluar tol Purbaleunyi, atau berjarak sekitar 9 kilometer dari pusat kota.  Di Waduk Jatiluhur kita dapat berkemah, menyewa bungalow, berenang di waterbom, memancing  ataupun sekedar berkeliling waduk dengan menyewa perahu.

Suasana Waduk Jatiluhur yang   dikelilingi bukit dengan pepohonan rindang, didukung udara yang sangat sejuk tentu sangat cocok untuk bersantai mengusir kepenatan.

 

Wisata Alam Waduk Cirata Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21875" align="alignleft" width="300"]Wisata Alam Waduk Cirata Purwakarta Wisata Alam Waduk Cirata Purwakarta[/caption]

PLTA Cirata terletak di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Desa Tegal Waru, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat atau jaraknya sekitar 15 kilometer dari kota Purwakarta.

Waduk Ciarata dikelilingi oleh bukit yang indah. Tempat yang direkomendasikan untuk wisatawan sebagai lokasi mancing dan rekreasi.

Waduk Ciarata merupakan pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara. PLTA ini memiliki konstruksi power house di bawah tanah dengan kapasitas 8x126 Megawatt (MW) sehingga total kapasitas terpasang 1.008 Megawatt (MW) dengan produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga Watthour (GWh) pertahun.

 

Wisata Alam Sumber air panas Ciracas Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21877" align="alignleft" width="300"]Wisata Alam Sumber air panas Ciracas Purwakarta Jalan Menuju Wisata Alam Sumber air panas Ciracas Purwakarta[/caption]

Terletak ±8 km atau dari Situ Wanayasa mencapai 60 kilometer dari pusat kota, berlokasi di kaki bukit dikelilingi oleh pepohonan dan hamparan sawah dengan udara yang sejuk. Meskipun tidak ada petunjuk arah, tapi jika bertanya pada warga sekitar maka lokasi itu akan mudah dicari. Apalagi, jika sudah menanyakan mata air panas.

Di tempat ini terdapat sekitar 12 titik sumber mata air panas (hot spring), beberapa di antaranya berlokasi di pematang sawah milik masyarakat.

Menurut keterangan masyarakat setempat, mandi di sumber air panas alam tersebut di samping dapat memberikan kesegaran jasmani juga dapat memberikan penyembuhan untuk pengobatan penyakit kulit, rematik, pegal-pegal dan lain sebagainya.

 

Wisata Alam Desa Sajuta Batu Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21861" align="alignleft" width="300"]Wisata Alam Desa Sajuta Batu  Purwakarta Wisata Alam Desa Sajuta Batu Purwakarta (Photo Credits: Travel Blogger Indonesia)[/caption]

Tempat Wisata Desa Sajuta Batu adalah tempat wisata di Purwakarta yang tidak akan terlupakan. Desa sejuta batu adalah tempatnya  terletak di desa Pasanggrahan, kecamatan Tegalwaru.

Kegiatan yang bisa dilakukan oleh pengunjung diantaranya jelajah desa dengan alam perbukitan dan sawah yang hijau, memancing, panjat tebing di gunung Parang serta olah raga offroad dan bumi perkemahan yang menarik.

Lokasi ini paling sering digunakan sebagai tujuan liburan pelajar dan anak muda atau fotografer panorama dan pre wedding.

 

Wisata Alam Giri Tirta Kahuripan Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21845" align="alignleft" width="307"]Giri Tirta Kahuripan Purwakarta Wisata Giri Tirta Kahuripan Purwakarta[/caption]

Lokasi Giri Tirta Kahuripan  terdapat desa Taringgul Tonggol, Kecamatan Wanayasa, Purwakarta. Tempat ini menyediakan tempat-tempat penginapan seperti vila maupun cottage dengan hawa yang sejuk dan pemandangan pegunungan yang sangat asri.

Fasilitas yang terdapat di kawasan ini antara lain seluncur air, wahana sepeda air, lapangan futsal outdoor, ATV, restoran, Skypool, dan tempat penginapan.

Fasilitas yang banyak dikagumi oleh pengunjung yaitu skypool. Skypool merupakan kolam renang yang berada di atas perbukitan. Sehingga seolah-olah kolam renang ini berada di langit dan kita dapat menyaksikan pemandangan yang mengagumkan di bawahnya.

 

Wisata Kerajinan Keramik Plered Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21862" align="alignleft" width="300"]Wisata Kerajinan Keramik Plered Purwakarta Wisata Kerajinan Keramik Plered Purwakarta[/caption]

Wisata ke Sentra Pembuatan Keramik Plered purwakartaJika anda liburan ke Purwakarta, jangan lupa mampir di pusat kerajinan keramik Plered. Disini anda bisa melihat berbagai hasil karya berupa keramk.

Lokasi tepatnya ada di Desa Anjun, Kecamatan Plered atau sekitar 13 Km dari pusat kota Purwakarta. Di sini anda bisa membeli berbagai macam kerajinan yang terbuat dari keramik seperti gerabah, porselain, ataupun terakota.

Dan perlu anda ketahui bahwa kerajinan keramik yang dihasilkan di Sentra ini sudah diekspor sampai mancanegara.

 

 

Wisata Sejarah Taman Air Mancur Sribaduga Situ Buleud Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21872" align="alignleft" width="300"]Wisata Sejarah Taman Air Mancur Sribaduga Situ Buleud Purwakarta Wisata Sejarah Taman Air Mancur Sribaduga Situ Buleud Purwakarta[/caption]

Sejarah Situ Buleud sangat dekat dengan berdirinya pertama kali kota Purwakarta yang sebelumnya berada di Wanayasa.

Wisata Taman Air Mancur Sribaduga Situ Buleud memiliki luas sekitar 4 ha  dikelilingi oleh taman dan lintasan lari yang biasa digunakan oleh warga Purwakarta.

Tempat wisata ini memiliki air mancur canggih yang dilengkapi dengan unsur light effect dan api di atas air, dengan variasi gerakan yang disesuaikan dengan hentakkan irama musik.

Setiap hari sabtu malam pada jam 20.00-22.00 WIB light effectnya dinyalakan.Air Mancur Sribaduga Situ Buleud  sangat cocok untuk dijadikan tempat bersantai dan tempat berfoto.

Wisata Sejarah Goa Jepang dan Belanda Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21869" align="alignleft" width="300"]Wisata Sejarah Goa Jepang dan Belanda Purwakarta Wisata Sejarah Goa Jepang dan Belanda Purwakarta[/caption]

Goa Jepang Purwakarta tempat wisata sejarah.  Goa ini dibangun pada 1942 oleh rakyat pribumi secara paksa yang terkenal dengan sebutan Romusha. Fungsi goa ini sebagai penyimpanan mesiu dan senjata sekaligus tempat radio komunikasi tentara Jepang.

Goa Belanda yang letaknya sekitar 800 meter dari goa Jepang, disana kita hanya melihat satu mulut goa besar namun dikanan-kirinya terdapat satu mulut goa yang lebih kecil dan berada lebih tinggi.

Konon goa yang dibangun pada tahun 1941 ini awalnya berfungsi sebagai terowongan penghubung PLTA Bengkok, namun berubah fungsi menjadi pusat stasiun radio telekomunikasi militer Hindia Belanda saat terjadi perang kemerdekaan.

 

Wisata Sejarah Gedung Keresidenan Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21867" align="alignleft" width="300"]Wisata Sejarah Gedung Keresidenan Purwakarta Wisata Sejarah Gedung Keresidenan Purwakarta[/caption]

Gedung Karesidenan berada di Jl. K.K. Singawinata sebelah selatan Situ Buleud. Secara administratif termasuk di wilayah Kampung Upas, Kelurahan Nagri Kidul, Kecamatan Purwakarta.

Pembangunan Gedung Karesidenan berkaitan erat dengan status Purwakarta sebagai ibukota Karesidenan Karawang. Pada awal masa pemerintahan Bupati Sastra Adiningrat I (tahun 1854), Purwakarta menjadi ibukota Keresidenan Karawang.

Akan tetapi, untuk beberapa waktu lamanya, residen Karawang tetap berkedudukan di kota Karawang. Dalam waktu tertentu ia datang ke Purwakarta. Hal itu disebabkan di kota Purwakarta belum dibangun gedung keresidenan dan belum ada sarana transportasi yang memadai.

Kedudukan kota Purwakarta sebagai pusat pemerintahan keresidenan, telah menimbulkan perubahan situasi kota tersebut.  Sejak waktu itu dinamika kehidupan di kota Purwakarta makin mengarah pada kehidupan modern.

 

Wisata Sejarah Pendopo Kabupaten Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21870" align="alignleft" width="291"]Wisata Sejarah Pendopo Kabupaten Purwakarta Wisata Sejarah Pendopo Kabupaten Purwakarta[/caption]

Kunjungi salah satu pusaka arsitektur di Kabupaten Purwakarta, seperti Pendopo Kabupaten. Bangunan ini dibangun secara permanen berlanggam Indische Empire Stijl yang cantik dan anggun dipadu dengan ornamen Sunda.

Adapun fungsi pendopo di jaman dulu, selain sebagai kantor pemerintahan, juga berfungsi sebagai tempat tinggal bupati. Renovasi pendopo diperkirakan pada tahun 1854/1856, dengan perubahan atap bangunan yang diganti dengan genteng dan lantai berupa bangunan ditembok.

Badan bangunan tetap mempertahankan arsitektur tradisional. Bagi Anda pencinta wisata sejarah dan arsitektur, Anda wajib untuk berkunjung ke pendopo ini.

 

Wisata Sejarah Gedung Kembar Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21866" align="alignleft" width="288"]Wisata Sejarah Gedung Kembar Purwakarta Wisata Sejarah Gedung Kembar Purwakarta[/caption]

Kesederhanaan gedung bergaya arsitektur Eropa ini tetap akan memesona siapa pun yang melihatnya, termasuk Anda. Dalam nuansanya yang megah sekaligus anggung, Gedung Kembar digunakan sebagai markas BKR (Barisan Keamanan Rakyat) pada masa revolusi kemerdekaan.

Sesuai dengan namanya, Gedung Kembar merupakan dua buah bangunan dengan bentuk yang sama dan terletak berdampingan. Diduga kedua bangunan itu didirikan pada paruh kedua abad ke-19 M, setelah Kota Purwakarta ditetapkan sebagai ibukota Karesidenan Karawang (sejak 1854).

 

Wisata Sejarah Gedung Negara Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21868" align="alignleft" width="296"]Wisata Sejarah Gedung Negara Purwakarta Wisata Sejarah Gedung Negara Purwakarta[/caption]

Gedung Negara  yang dibangun semasa zaman kolonial Belanda tahun 1854 dengan gaya arsitektur Eropa, kini berdiri megah sebagai Kantor Bupati Kabupaten Purwakarta, tepatnya di Jalan Gandanegara No.25.

Disamping gedung ini arsitekturnya antik, juga memiliki nilai sejarah perjuangan bagi masyarakat Purwakarta, baik di masa Pemerintahan kolonial Belanda maupun Pemerintahan Jepang.

 

 

Wisata Sejarah Stasiun Kereta Api Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21871" align="alignleft" width="240"]Wisata Sejarah Stasiun KA Purwakarta Wisata Sejarah Stasiun KA Purwakarta[/caption]

Salah satu bangunan pusaka lainnya di Purwakarta yang bisa Anda kunjungi dan lihat dari dekat adalah stasiun kereta api, yang dibangun secara bertahap pada masa kolonial Belanda antara tahun 1881-1884 dan diresmikan pada tanggal 27 Desember 1902. Bangunan ini memiliki arsitektur yang khas sesuai dengan fungsinya.

Sampai saat ini, bangunan ini tidak mengalami perubahan. Jika Anda berkesempatan mengunjungi stasiun ini, jangan lupa untuk membawa kamera karena ada beberapa sudut yang bagus untuk fotografi.

Atau bila tersedia waktu lebih banyak, buatlah tur stasiun kereta api dengan memasukkan unsur Stasiun KA Purwakarta sebelum melanjutkan ke daerah sebelum Bandung yang memiliki panorama menakjubkan.[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]
Kota ini terletak tak jauh dari Jakarta. Sekitar 95 kilometer. Saat tol Cipularang belum dibuka, kota inilah alternatif lain dari Jakarta menuju Bandung, selain jalur Puncak.

Wilayah Purwakarta dilintasi oleh ruas Jalan tol Jakarta-Cikampek dan ruas Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang).

Gerbang Tol yang berada di wilayah Kabupaten Purwakarta adalah di Cikopo (Cikampek), Sadang dan Jatiluhur.

Meski demikian sejumlah tempat tetap saja dikunjungi pelanggannya yang sengaja melewati Purwakarta.

Masakan khas sunda, simping yang renyah hingga sate maranggi yang lezat itu rupanya selalu membuat lidah kangen untuk kembali menikmati beragam kuliner Purwakarta.

 

Sate Maranggi Purwakarta


[fusion_builder_container hundred_percent="yes" overflow="visible"][fusion_builder_row][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21748" align="alignleft" width="300"]Sate Anwar 1 Sate Maranggi Sate Anwar[/caption]

Di Purwakarta sendiri ada ratusan penjual Sate Maranggi, karena dahulu Sate Maranggi biasa di jual dengan cara di pikul dan biasa menyebutnya bukan dengan kata "Sate Maranggi" tetapi cukup dengan kata "Maranggi" saja.

Jika anda berwisata ke Purwakarta berikut beberapa penjual Sate Maranggi yang selalu ramai dikunjungi wisatawan karena memiliki keunggulan baik itu tempat dan cita rasa khas dari Sate Maranggi tersebut. Berikut beberapa penjual sate maranggi yang mungkin anda dapat kunjungi.

Salah satu sate Maranggi yang terkenal  adalah Sate Maranggi Bah Use. Sate ini terletak di Desa Cihuni Kecamatan Pasawahan Purwakarta . Warung Sate Maranggi Abah Use terletak disamping Balai Desa Cihuni Kecamatan Pasawahan.

Sate Maranggi Anwar terkenal didaerah Pondok Salam karena tempatnya strategis ditepi jalan antara Pasawahan dan Wanayasa. Sate Maranggi Anwar juga memilki cabang yang banyak disepanjang jalan tersebut.

Daya tarik Situ Wanayasa semakin bertambah karena tepat di seberang jalan situ terdapat Warung Sate Maranggi yang menjadi khas Purwakarta.  Mereka bisa merasakan kenikmatan sate maranggi dengan rasa manis, sedikit asam, dan pedas. sambil menikmati panorama nan indah Situ Wanayasa. Demikian juga dengan warga yang berolahraga, apabila sudah lelah mereka biasanya mampir ke warung sate ini.

 

Mie Kocok Stasiun Purwakarta

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21891" align="alignleft" width="300"]Mie Kocok Stasiun Purwakarta Mie Kocok Stasiun Purwakarta[/caption]

Mie Kocok merupakan jajanan khas kuliner Bandung, Mie kocok menjadi trend seiring dengan pesatnya wisata kuliner di Nusantara terutama disetiap kota di Jawa Barat

Mie kocok Stasiun Purwakarta terletak di Jalan KK Singawinata dekat stasiun kreata api Purwakarta.  Mie Kocok Stasiun Purwakarta ini merupakan sentra kuliner yang selalu penuh dikunjungi terutama di malam hari.

Yang membuat mie kocok ini rami dikunjungi karena  tempat ini dekat dengan pusat kuliner Situ Buleud dan menyajikan kikil sapi  yang empuk dan lezat dibandingkan mie kocok lain di daerah Purwakarta.

 

 Bakso Tulang Cibungur Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21888" align="alignleft" width="300"]Bakso Tulang Cibungur Purwakarta Bakso Tulang Cibungur Purwakarta[/caption]

Lokasinya tidak jauh dari jalan raya Sadang - Cikampek, tepatnya daerah Cibungur. Agak masuk ke dalam melewati rel kereta api, belok kanan, belok kiri terus lurus. Tidak jauh dari situ akan didapati Bakso Tulang. Posisinya ada di sebelah kiri.

Sesuai namanya, khas warung bakso ini adalah tulangnya. Kalau ditempat lain, untuk mendapatkan tulang kita harus minta. Di sini, bakso dan tulang sapi menjadi bagian tidak terpisahkan dari mangkok bakso yang tersaji.

Disini juga menjual karedok dan gorengan dengan bala-bala ukuran jumbo, kerupuk dan buah jeruk dan pisang. Untuk minum mulai dari teh tawar sampai berbagai macam jus juga tersedia di sini.

 

Es Salju Gang Bayeman Purwakarta


Es Salju Gang Bayeman PurwakartaEs Serut merupakan salah satu sajian kuliner es yang sangat terkenal di Indonesia.

Es Serut ini merupakan kuliner yang sangat menyegarkan dan menggugah selera karena kuiner es ini terbuat dari Es balok yang diserut dan diberi tambahan aneka paduan sirup dengan berbagai pilihan rasa ataupun berbagai buah.

Cuaca panas ketika anda di Purwakarta,  jangan khawatir anda mungkin dapat mampir di kuliner ini yang menyajikan es serut dengan tumpukan  yang penuh menyerupai salju.

Es Salju Gang Bayeman saat ini menjadi populer di Purwakarta. Letaknya ada di Jl. Taman Pahlawan Gang Bayeman didepan Giant Purwakarta.

 

Es Ciming Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21893" align="alignleft" width="283"]Es Ciming Purwakarta Es Ciming Purwakarta[/caption]

Dulu bernama es Shanghai. Namun kemudian namanya berubah menjadi es Ciming. Es campur ini diracik oleh Ko Ciming di Purwakarta, Jawa Barat. Rasanya khas. Itulah yang membuat usaha yang digeluti lelaki Tionghoa tersebut tetap laris manis sampai saat ini.

Letaknya di Jalan Jendral Sudirman atau lebih populer dengan daerah pasar jumat. Warungnya cuma kecil sekali meskipun di pinggir jalan utama tapi tidak begitu mencolok tempat ini.

Es Ciming ini cara menghidangkannya berbeda diluar cara menghidangkan es campur yang biasanya ada. bahannya hanyalah cincau, kelapa muda, kacang hijau rebus dan cendol kecil-kecil buatan pemiliknya disusun barulah di uruk dengan es serut, lalu disiram dengan sirup botolan dan kemudian barulah ditutup dengan susu kental manis.

 

RM Soto Sadang Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21897" align="alignleft" width="300"]RM Soto Sadang Purwakarta RM Soto Sadang Purwakarta[/caption]

Soto sadang sangat kondang di Purwakarta dibuka sekitar tahun 80-an dan berlokasi di dekat jembatan layang menuju ke kota Purwakarta

Pemiliknya sendiri adalah H. Charli Suherli dan Ny. Mimi Rasmiati, saat ini Soto Sadang memiliki banyak lokasi cabang baru dengan parkiran dan kaspasitas yang lebih besar.

Soto Sadang ada beberapa pilihan isi. Di antaranya ayam, babat, daging, kaki sapi (kikil), buntut atau campur dengan bersantan atau bening.

Soto sadang tidak hanya menjual soto  terdapat pilihan makanan lainnya seperti gulai, sate kambing, cah kangkung, ikan bakar atau goreng, ayam hingga seafood . Ada juga sejumlah lauk goreng seperti ayam kampung, babat, usus, ati ampela, empal, limpa, hingga paru goreng.

Untuk minuman, terdapat aneka jus dengan nama yang menarik yaitu Valentine, Lolypop, Mayerling, Venezia, Kawah Hijau, Sweet Monica, Sky Garden, dan masih banyak lagi.

Jus ini dibuat dari aneka buah seperti sirsak, melon, markisa, jeruk nipis, jeruk peras, timun, semangka, apel, nanas, tomat, kelapa, avokad, kacang, pepaya hingga campuran sirup duren, sirup merah hingga sirup moka.

 

Sambel Hejo Sambel Dadak Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21898" align="alignleft" width="300"]Sambel Hejo Sambel Dadak Purwakarta Sambel Hejo Sambel Dadak Purwakarta[/caption]

Rumah makan Sambel Hejo Sambel Dadak  menyediakan masakan khas Sunda yang dikemas dengan konsep Alacarte dan siap saji, di mana pilihan hidangan sudah tersedia di display dan tinggal dipilih sesuai selera.

Sambel Hejo Sambel Dadak memilki pusat di Cigane dengan membuka cabang di Pondok Salam. Sambel Hejo Sambel Dadak Cigane merupakan salah satu restaurant yang menyajikan masakan khas sunda. Didirikan pada tahun 2012 oleh Seorang pecinta Kuliner Indonesia Khususnya Masakan Sunda dengan berawal dari hoby yang berujung bisnis.

Sambel Hejo Sambel Dadak selain memberikan citarasa dan pelayanan yang memuaskan kepada para konsumen juga telah memberi banyak manfaat bukan hanya kepada karyawan dan perusahaan, tetapi juga kepada seluruh masyarakat yang disekitarnya.

Nama Sambel Hejo Sambel Dadak mempunyai sebuah arti.  Masakan asli desa pasundan pedalaman yang konon banyak digemari oleh masyarakat Umum.

 

Surabi kedai Koka Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21899" align="alignleft" width="300"]Surabi kedai Koka Purwakarta Surabi kedai Koka Purwakarta[/caption]

Kedai Koka Jalan Taman Makam Pahlawan. Kedai ini selalu ramai saat malam hari. Menunya mulai dari surabi sampai makanan yang khas dan minuman segar. Semuanya dengan harga terjangkau dan nyaman untuk jadi tongkrongan.

Secara umum, hidangan ringan di kedai ini ada 3 jenis, serabi asin, manis, dan pisang bakar. Untuk serabi asin l pilihan toppingnya ada oncom, oncom spesial, telur, telur keju, ayam, ayam keju, sosis, telur keju spesial, dan masih banyak lagi.

Untuk yang manis, Anda bisa memilih aneka per­paduan kinca, susu, keju susu, cokelat, dan spesial. Yang menjadi favorit adalah oncom spesial berupa serabi dengan taburan oncom di atasnya, lalu diberi saus yang agak pedas.

 

Aneka pepes Rumah Makan Ani Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21901" align="alignleft" width="300"]Aneka pepes Rumah Makan Ani Purwakarta Aneka pepes Rumah Makan Ani Purwakarta[/caption]

Pepes adalah masakan khas dari sunda dan buat anda penyuka pepes maka rumah makan inilah yang patut dikunjungi.

Saat Anda memasuki ruangan, deretan piring berisi menu pepes langsung terhidang di depan mata. Lengkap dengan papan-papan kecil bertuliskan jenis pepesnya. Ada jambal, teri, lele, ikan mas, peda, ampela, oncom, belut, telur ikan, jamur, gurame dan ayam.

Disajikan bersama lalapan, dan dua jenis sambal. Ada sambal terasi dan uleg mentah. Dua-duanya sama lezat dan pedas.  Selain pepes, ada menu lain berupa ayam bakakak bakar. Untuk minuman, tersedia kelapa muda yang segar dan aneka jus buah.

 

Ayam goreng kampung dadakan sajolna Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21902" align="alignleft" width="313"]Ayam goreng kampung dadakan sajolna Purwakarta Ayam goreng kampung dadakan sajolna Purwakarta[/caption]

Ayam apalagi yang digoreng, menjadi sajian yang hampir selalu ada di tiap kota di Indonesia. Tak terkecuali di Purwakarta. Jika bertanya pada orang Purwakarta soal ayam goreng yang enak, mereka menyebut Sajolna.

Terletak di Jalan Basuki Rahmat, warung sederhana milik Hajjah Mimin ini tak pernah sepi pengunjung. Area santapnya ada yang di depan dengan meja kursi atau di bagian belakang dengan bentuk lesehan. Di bagian ini bisa makan sambil melihat gemericik aliran air sungai yang ada di sisinya.

Ayam ini disajikan dengan sambal dadakan,  ayamnya digoreng dadakan dan sambalnya pun diulek dadakan.

Disajikan bersama lalap dan nasi hangat, ayam goring ini dimulai usahanya sejak lama yaitu tahun 1982.

Ayamg di sajikan lengkap dengan kepala, ceker, sampai ati ampelanya dan masih ada menu lain seperti tahu, tempe, ikan asin peda, petal, jengkol, sayur asem, karedok, lotek, sampai pencok leunca.

 

Peuyeum Bendul Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21881" align="alignleft" width="300"]Wisata Kuliner Peuyeum Bendul Wisata Kuliner Peuyeum Bendul[/caption]

Purwakarta punya peuyeum yang terkenal yaitu peuyeumBendul. Dijual di sepanjang Jalan Raya Bendul. Di sepanjang jalan kurang lebih 2 km Anda akan menemukan dertan kios-kios yang menjual peuyeum dengan cara digantung

Berbeda dengan peuyem Bandung rasanya lebih manis dan lebih padat. PErbedaan pada proses pemeraman di dalam keranjang bambu beralas daun pisang. Kalau peuyeum Bandung biasanya 2 malam, kalau peuyeum Bendul hanya 1 malam. Lalu digantung sampai matang.

Peuyeum ini akan matang dalam 2 hari. Jika ingin lebih manis, biarkan sampai 3-4 hari. Prosesnya lumayan panjang. Singkong yang telah dikupas dicuci hingga bersih. Jika tidak bersih maka rasanya asam. Singkong ini lalu direbus hingga terapung lalu didinginkan hingga dingin betul. Selanjutnya diberi ragi dan diperam dalam keranjang.

Sedangkan makanan colenak adalah olahan peuyeum yang dikukus atau dibakar kembali, lalu diberi gula merah, kacang tanah, dan kelapa.

 

Simping kaum Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21629" align="alignleft" width="300"]Simping Kaum Purwakarta Simping Kaum Purwakarta[/caption]

Camilan renyah berbentuk bulat pipih dengan rasa yang gurih ini selalu enak jadi teman dikala senggang. Warnanya putih dengan rasa gurih plus aroma bawang dan kencur yang cukup terasa.

Simping Kaum merupakan campilan ringan berbentuk bulat tipis seperti lembaran. Pada umumnya simping kaum ini berwarna putih. Simping kaum terbuat dari tepung terigu, tepung tapioka yang diberi bumbu-bumbu seperti bawang, kencur, dan juga santan. Adonan ini kemudian dibentuk bulat-bulat tipis dan dimatangkan dengan cara dipanggang dengan menggunakan alat khusus.

Seiring berjalannya waktu, simping kaum ini pun mengalami perkembangan dari segi rasa. Kalau biasanya simping kaum hanya memiliki rasa gurih, kini mulai hadir dengan aroma pandan dengan rasa yang sedikit manis, aroma nangka, pisang, hingga keju dan juga cokelat.

 

RM. Hj. Ciganea Purwakarta


[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21904" align="alignleft" width="300"]RM. Hj. Ciganea Purwakarta RM. Hj. Ciganea Purwakarta[/caption]

Rumah makan ini sudah ada sejak tahun 1971 yang berasal dari desa Mekargalih, Ciganea, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. Rumah makan ini didirikan oleh Rd. Atik Jaya Saputra dan saat ini telah dilanjutkan oleh generasi ketiga beliau.

Selain kuliner ikan mas kecil yang digoreng renyah disini pun anda bisa menemui kuliner ikan mas goreng yang gurih, selain itu pula, di rumah makan ini juga tersedia kuliner khas Sunda berikut lalap-lalapannya. Seperti Ayam goreng kampung, gepuk, perkedel jagung atau udang, pencok kacang panjang atau pencok leunca ekstra pedas, begitu juga dengan lalap matangnya yang tak kalah enak seperti daun singkong, daun pepaya, daun waluh.

Dan tidak lupa pengolahan sayuran khas sunda karedok dan pencok leunca disajikan. Selain itu, terdapat menu lain seperti nasi goreng dan minuman aneka jus buah.

Referensi : Wikipedia.com, Detik.com, Foursquare.com[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]
Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan Jatiluhur adalah bendungan terbesar di Indonesia.

Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 miliar m3 / tahun dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia.

Di dalam Waduk Jatiluhur, terpasang 6 unit turbin dengan daya terpasang 187 MW dengan produksi tenaga listrik rata-rata 1.000 juta kwh setiap tahun, dikelola oleh Perum Jasa Tirta II.

Selain dari itu Waduk Jatiluhur memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000 ha sawah (dua kali tanam setahun), air baku air minum, budi daya perikanan dan pengendali banjir yang dikelola oleh Perum Jasa Trita II.

Selain berfungsi sebagai PLTA dengan sistem limpasan terbesar di dunia, kawasan Jatiluhur memiliki banyak fasilitas rekreasi yang memadai, seperi hotel dan bungalow, bar dan restaurant, lapangan tenis, bilyard, perkemahan, kolam renang dengan water slide, ruang pertemuan, sarana rekreasi dan olahraga air, playground dan fasilitas lainnya. Sarana olahraga dan rekreasi air misalnya mendayung, selancar angin, kapal pesiar, ski air, boating dan lainnya.

Di perairan Danau Jatiluhur ini juga terdapat budidaya ikan keramba jaring apung, yang menjadi daya tarik tersendiri. Di waktu siang atau dalam keheningan malam kita dapat memancing penuh ketenangan sambil menikmati ikan bakar.

Dikawasan ini pula kita dapat melihat Stasiun Satelit Bumi yang dikelola oleh PT. Indosat Tbk. (±7 km dari pusat Kota Purwakarta), sebagai alat komunikasi internasional. Jenis layanan yang disediakan antara lain international toll free service (ITFS), Indosat Calling Card (ICC), international direct dan lainnya.

Waduk Jatiluhur dapat dikunjungi melalui Jalan Tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Cileunyi), keluar di Gerbang Tol Jatiluhur.

 

Gambaran Umum

Bendungan adalah setiap penahan buatan, jenis urugan batu atau jenis lainnya, yang menampung air atau dapat menampung air baik secara alamiah maupun buatan, termasuk pondasi, bukit/tebing tumpuan, serta bangunan pelengkap dan peralatannya.

Dalam pengertian ini termasuk juga bendungan limbah galian tetapi tidak termasuk bendung dan tanggul. Dari segi konstruksi bendungan terdiri dari bendungan urugan dan bendungan beton. Bendungan urugan terdiri dari bendungan urugan serba sama (homogenous), bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di dalam tubuh bendungan (claycore rockfill dam, zone dam) dan bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (concrete face rockfill dam).

Sedang bendungan beton terdiri dari bendungan beton berdasar berat sendiri (concrete gravity), bendungan beton dengan penyangga (buttress dam), bendungan beton berbentuk lengkung (concrete arch dam), dan bendungan beton berbentuk lebih dari satu lengkung (multiple arch dam) (sumber KNI-BB). Berdasarkan ukurannya Bendungan Jatiluhur termasuk ke dalam bendungan besar.

 

[fusion_builder_container hundred_percent="yes" overflow="visible"][fusion_builder_row][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21814" align="aligncenter" width="450"]Bendungan Jatiluhur Photo Credits: Forum Warga Jatimekar Jatiluhur[/caption]

Air yang ditampung akibat dibangunnya bendungan biasanya digunakan untuk irigasi, pasok air baku untuk air minum, industri dan perkotaan, perikanan serta pembangkitan listrik. Manfaat lain bendungan adalah untuk pengendalian banjir dan pariwisata. Disamping untuk menampung air, bendungan juga dibangun untuk menampung material lain, seperti buangan / limbah pertambangan dan lahar dingin. Bendungan untuk menahan lahar dingin disebut juga bendungan sabo (sabo dam).

Setelah perang Dunia Kedua, terkait dengan peningkatan populasi yang tajam, kebutuhan pangan dan listrik, baik untuk rumah tangga maupun industri, meningkat pesat. Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melaksanakan pembangunan bendungan besar di utara Provinsi Jawa Barat, untuk memenuhi penyediaan pangan dan listrik tersebut.

Selama masa pelaksanaan, proyek pembangunan ini dinamakan “Jatiluhur Multipurpose Project” dan setelah penyelesaiannya dinamakan menjadi Bendungan dan Pembangkit Listrik Juanda, sebagai kenang-kenangan atas peran Perdana Menteri terakhir Indonesia Ir. H. Djuanda dalam terwujudnya pembangunan Bendungan Jatiluhur.

Pada dasarnya proyek pembangunan Bendungan Jatiluhur dibuat untuk keperluan irigasi dan listrik, namun memiliki tujuan lainnya, yakni pasok air baku, pengendalian banjir, penggelontoran kota, perikanan darat, dan pariwisata.

 

Lokasi Bendungan Jatiluhur

Bendungan Jatiluhur berjarak kurang lebih 100 km arah Tenggara Jakarta, yang dapat dicapai melalui jalan tol Jakarta Cikampek dan jalan tol Cipularang (ruas Cikampek – Jatiluhur), dan 60 km arah Barat Laut Bandung, yang dapat dicapai melalui jalan tol Cipularang (ruas bandung – Jatiluhur). Dari Kota Purwakarta sekitar 7 km arah barat. Berdasarkan koordinat geografis, posisi Tubuh Bendungan Jatiluhur berada pada 6o31’ Lintang Selatan dan 107o23’ Bujur Timur. Kotak merah pada gambar kiri menunjukkan posisi Bendungan Jatiluhur pada peta.

Bendungan Jatiluhur merupakan bendungan terbesar di Indonesia, membendung aliran Sungai Citarum di Kecamatan Jatiluhur – Kabupaten Purwakarta – Provinsi Jawa Barat, membentuk waduk dengan genangan seluas ± 83 km2 dan keliling waduk 150 km pada elevasi muka air normal +107 m di atas permukaan laut (dpl).

Luas daerah tangkapan Bendungan Jatiluhur adalah 4.500 km2. Sedangkan luas daerah tangkapan yang langsung ke waduk setelah dibangun Bendungan Saguling dan Cirata di hulunya menjadi tinggal 380 km2, yang merupakan 8% dari keseluruhan daerah tangkapan.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21817" align="aligncenter" width="680"]Lokasi Bendungan Jatiluhur Photo Credits: Forum Warga Jatimekar Jatiluhur[/caption]

Daerah tangkapan (upper Citarum) meliputi wilayah Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta. Pada Awalnya dirancang memiliki kapasitas tampungan 3 milyar m3, namun saat ini tinggal 2,44 milyar m3 (hasil pengukuran batimetri tahun 2000) akibat sedimentasi. Namun demikian setelah dibangun Bendungan Saguling dan Cirata di atasnya, laju sedimentasi semakin menurun.

Bendungan Jatiluhur merupakan bendungan multiguna, dengan fungsi sebagai pembangkit listrik dengan kapasitas terpasang 187,5 MW, pengendalian banjir di Kabupaten Karawang dan Bekasi, irigasi untuk 242.000 ha, pasok air untuk rumah tangga, industri dan penggelontoran kota, pasok air untuk budidaya perikanan air payau sepanjang pantai utara Jawa Barat seluas 20.000 ha, dan pariwisata.

 

Sungai Citarum

Sebagai sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat, mengalir sepanjang lebih kurang 270 km dari mata air di Gunung Wayang di Kabupaten Bandung, sampai muaranya di Laut Jawa dengan melalui Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Purwakarta, membagi daerah administrasi Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi dari Kedung Gede ke hilir dan berakhir dari Muara Gembong sebagai muara Sungai Citarum ke Laut Jawa.Sungai Citarum memiliki volume aliran tahunan rata-rata 5,5 milyar m3, luas DAS 6.600 km2. Memiliki tinggi curah hujan tahunan rata-rata 2.353 mm, dengan 80% hujan jatuh pada periode November – Mei.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21820" align="aligncenter" width="675"]Sungai Citarum Photo Credits: Forum Warga Jatimekar Jatiluhur[/caption]

Sungai Citarum dengan beberapa sungai lainnya di Jawa Barat bagian utara, yaitu: Ciherang, Cilamaya, Cijengkol, Ciasem, Cigadung, Cipunegara, dan Cilalanang membentuk suatu wilayah hidrologis yang terintegrasi, dengan satuan hidrologis seluas 1.100.000 ha. Mata Air Pangsiraman, yakni salah satu dari tujuh mata air Sungai Citarum yang berada di Gunung Wayang – Ciwidey.

Nama keenam mata air Sungai Citarum lainnya adalah Cikahuripan, Cikawedukan, Cisanti, Cikaloberes, Cisadane/Cihaliwung dan Cikadugalan/Cipaedah. Ketujuh mata air ini berada pada area Situ Cisanti yang memiliki ketinggian +2.180 m dpl.

 

Gagasan Pembangunan Bendungan

Gagasan pembangunan bendungan di Sungai Citarum dudah dimulai pada abad ke-19 oleh para ahli pengairan pada waktu itu dengan telah dilakukannya survey awal antara lain survey topografi dan hidrologi. Bahkan pengukuran debit Sungai Citarum untuk keperluan bendungan dan irigasi telah di mulai pada tahun 1888.

Gagasan pembangunan tersebut kemudian dikembangkan dan disempurnakan oleh Prof. Dr. Ir. W.J. van Blommestein, seorang ahli pengairan Belanda pada tahun 1930. Gagasan ini untuk pertama kali dipresentasikan pada pertemuan tahunan Persatuan Insinyur Kerajaan Belanda (Koninklijk Instituut van Ingenieurs atau KIVI) tanggal 18 Desember 1948 di Jakarta dengan judul “Een Federaal Welvaartsplan voor het Westelijk Gedeelte van Java”.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21816" align="aligncenter" width="450"]Gagasan Pembangunan Bendungan Jatiluhur Photo Credits: Forum Warga Jatimekar Jatiluhur[/caption]

Ketika itu, Prof. Ir. W.J. van Blommestein, Kepala Perencanaan Jawatan Pengairan Belanda, sudah melakukan survey secara lebih rinci untuk membuat rencana pembangunan tiga waduk besar di sepanjang aliran sungai Citarum; Saguling (sebelumnya dinamakan Waduk Tarum oleh Prof. Ir. W.J. van Blommestein), Cirata dan Jatiluhur.

Selanjutnya Prof. W.J. van Blommestein  sampai kepada sebuah gagasan dimana selain potensi tiga waduk di Sungai Citarum, juga ada potensi pengembangan antar Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk sungai-sungai di Pulau Jawa, yang dikenal dalam tulisannya berjudul “A Development Project for the Island of Java and Madura” pada Agustus 1979. Gagasannya waktu itu adalah Jatiluhur hanya dikembangkan untuk kepentingan irigasi dan pembangunan kanal untuk transportasi air dari Anyer sampai Surabaya melewati Solo.

Prof. Ir. Wilem Johan van Blommestein lahir di Kertasura Kota Solo tanggal 15 Mei 1905 dan meninggal pada tanggal 11 Agustus 1985. Kuliah di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1924 dan lulus dengan mendapar gelar insinyur pada tahun 1928. Pada ini juga beliau langsung ditugaskan ke wilayah afdeling Karawang. Setahun kemudian beliau pindah ke Purworejo, bekerja sebagai insinyur dibidang keirigasian. Tahun 1931 sampai 1934 beliau bertugas di Yogyakarta.

Karya lainnya adalah salah satu bendungan terbesar di dunia yang dibangun di Suriname, yang kemudian diberi nama Bendungan Blommestein. Bendungan ini memiliki luas genangan 1.560 km2, dengan tinggi 54 m. Panjang puncak bendungan keseluruhan 12.000 m. Luas daerah tangkapan 12.000 km2. Bendungan mulai dibangun tahun 1960 dan selesai tahun 1964.

Gagasan Prof. Dr. Ir. W.J. van Blommestein kemudian dikaji ulang oleh Ir. Van Scravendijk tahun 1955 dengan tulisan berjudul “Integrated Water Resources Development in Citarum River Basin” (240,000 ha sawah). Gagasan ini kemudian dilengkapi oleh Ir. Abdullah Angudi tahun 1960 melalui nota pengelolaan sehingga menjadi Rencana Induk Pengembangan Proyek Serbaguna Jatiluhur.

Gagasan untuk membangun sebuah bendungan di aliran sungai Citarum dirintis kembali pada era tahun 1950-an. Ir. Agus Prawiranata sebagai Kepala Jawatan Irigasi waktu itu mulai memikirkan pengembangan jaringan irigasi untuk mengantisipasi kecukupan beras dalam negeri. Ketika itu, Indonesia sudah menjadi negara pengimpor beras terbesar dunia. Namun untuk membangun bendungan dengan skala besar, ketika itu masih menjadi  bahan tertawaan, karena Pemerintah RI belum punya uang.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21815" align="aligncenter" width="696"]Gagasan Pembangunan Bendungan Jatiluhur Photo Credits: Forum Warga Jatimekar Jatiluhur[/caption]

Lalu ide ini dibahas bersama Ir. Sedyatmo, yang ketika itu menjabat sebagai Kepala Direksi Konstruksi Badan Pembangkit Listrik Negara, Direktorat Jenderal Ketenagaan, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. Kebetulan waktu itu PLN punya anggaran dan memang sedang berupaya mencari pengganti sumber daya listrik yang masih menggunakan minyak, karena memang mahal. Lalu, Ir. Sediyatmo menugaskan Ir. P.C. Harjosudirdjo (sekarang; Prof. DR. Ir. P.K. Haryasudirja) ketika itu sebagai Asisten Kepala Direksi Konstruksi PLN, untuk merancang Bendungan Jatiluhur ini.

Sebelum pembangunan Bendungan Jatiluhur, bagian utara Provinsi Jawa Barat telah dibangun beberapa prasarana sumber daya air, seperti Bendung Walahar, Pundong, Salamdarma, Barugbug dan sebagainya. Namun masing-masing prasarana sumber daya air tersebut belum terintegrasi dan sebagaimana fungsi bendung, tidak dapat menampung air dimusim hujan sehingga pada musim hujan selalu banjir dan kekeringan pada musim kemarau. Intensitas tanam (crop intensity) hanya 1, yakni 1 kali tanam setahun. Kemudian daerah pertanian tersebut sebagian besar dikuasai para tuan tanah, dan petani sebagian besar adalah penggarap yang tidak memiliki tanah.

Hal penting yang juga menjadi pertimbangan saat itu, menurut Prof. DR. Ir. P.K. Haryasudilja, ketika itu sebagai Asisten Urusan Jatiluhur yang menangani urusan perencanaan maupun pelaksanaan pembangunannya, adalah pertimbangan suplai air ke Jakarta. Ketika itu pelabuhan Tanjung Priok tak pernah disinggahi kapal-kapal asing, karena tidak cukup air untuk perbekalan kapal. Sehingga kegiatan ekspor-impor dari Tanjung Priok tersendat. Haryasudirja yang membuat spesifikasi bendungan Jatiluhur, mengaku meniru gaya bendungan terbesar di dunia, yaitu bendungan Aswan di Mesir. Menggunakan konsultan dari Perancis yang sudah berpengalaman dalam membangun bendungan besar.

 

Masa Pembangunan Bendungan Jatiluhur

Bendungan ini mulai dibangun pada tahun 1957 ditandai dengan  peletakkan batu pertama pembangunan oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno. Peresmian Peletakan Batu Pertama Pembangunan Bendungan Jatiluhur Oleh Presiden Pertama RI  Ir.H.Soekarno (1957).

Masa pembangunan Proyek Jatiluhur terbilang unik, sebab sempat mengalami sembilan kali pergantian kabinet dari Kabinet Karya Tahun 1957 sampai Kabinet Ampera Tahun 1967. Menteri-menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga pada masa pembangunan Bendungan Jatiluhur adalah Ir. Pangeran Mohamad Noor, Ir. Sardjono Dipokusumo, Mayjen D. Suprayogi, dan Dr. Ir. Sutami. Tahun 1965 Menteri PUT dalam kompartemen Pembangunan Mayjen D. Suprayogi membawahi 6 kementerian yaitu: Kementerian Listrik dan Tenaga Ir. Setiadi Reksoprodjo, Menteri Pengairan Dasar Ir. Petrus Kanisius Hardjosudirdjo, Menteri Binamarga Mayjen Hartawan Wirjodiprodjo, Menteri Ciptakarya dan Konstruksi David Cheng, Menteri trans Sumatera Ir. Bratanata dan Menteri Negara diperbantukan pada Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga Ir. Sutami.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21818" align="aligncenter" width="600"]Masa Pembangunan Bendungan Jatiluhur Photo Credits: Forum Warga Jatimekar Jatiluhur[/caption]

Hal yang perlu dicatat dari periode pembangunan ini adalah Perancis tidak pernah menyelesaikan pembangunan Bendungan Jatiluhur. Pada tanggal 15 Oktober 1965, yakni 15 hari setelah terjadinya peristiwa G30S/PKI, para tenaga ahli asing kembali ke negaranya. Pada saat itu sebagian konstruksi menara pelimpah utama bagian atas belum selesai dan Bendungan pelana Pasirgombong Barat dan timur sama sekali belum dibuat. Penyelesaian pekerjaan yang tersisa tersebut dilaksanakan secara swakelola oleh tenaga ahli dari Indonesia dengan memanfaatkan peralatan yang ditinggalkan.

Namun demikian pada saat peresmian Bendungan Jatiluhur oleh Presiden Soeharto, pekerjaan masih belum selesai seratus persen. Pelimpah pembantu (auxiliary) yang berada di tumpuan kiri Bendungan Pelana Ubrug belum sesuai dengan rencana awalnya, yakni penggunaan pintu radial pada kedua jendelanya. Hal ini disebabkan biaya untuk penyelesaian tidak tersedia lagi.

Agar Bendungan Jatiluhur dapat beroperasi sesuai rencana, pada keempat jendela pelimpah pembantu Ubrug dibuat beton lunak lengkung yang puncaknya mencapai elevasi +111,6 m, yakni elevasi banjir maksimum. Pelimpah pembantu Ubrug dioperasikan dengan cara meledakkan beton lunak lengkung. Namun demikian selama operasi Bendungan Jatiluhur, pelimpah pembantu tersebut belum pernah dioperasikan.

Untuk mengenang jasa Ir. H. Djuanda (nama lengkap Ir. H. R. Djoeanda Kartawidjaja) dalam memperjuangkan pembiayaan pembangunan Bendungan Jatiluhur, bendungan ini dinamakan secara resmi Bendungan Ir. H. Djuanda. Beliau adalah Perdana Menteri RI terakhir dan memimpin kabinet Karya (1957 – 1959). Ir H Djuanda Kartawidjaja, lulusan Technische Hogeschool (Sekolah Tinggi Teknik) – sekarang Institut Teknologi Bandung (ITB), yang sebelumnya pernah menjabat menteri di antaranya Menteri Perhubungan, Pengairan, Kemakmuran, Keuangan dan Pertahanan.

Bersama-sama dengan Ir. Sedyatmo, beliau dengan gigih memperjuangkan terwujudnya Proyek Bendungan Jatiluhur di Pemerintah Indonesia dan forum internasional.

Berikut adalah tenaga ahli/insinyur periode awal pembangunan Bendungan Jatiluhur:

  1.  Ir. Patti (tidak sampai selesai)

  2. Ir. Masduki Umar

  3. Ir. Ahmad Musa

  4. Ir. Donardi Senosarto

  5. Ir. Sutopo

  6. Ir. Sudarjo

  7. Ir. Asban Basiran (saat ini masih membantu Direksi PJT II sebagai Tenaga Senior dibidang Bendungan)

  8. Ir. Samsiar


 

Demografi Daerah Genangan

Genangan yang terjadi akibat pembangunan Bendungan Jatiluhur menenggelamkan 14 Desa dengan penduduk berjumlah 5.002 orang. Penduduk tersebut kemudian sebagian dipindahkan ke daerah sekitar bendungan dan sebagian lainnya pindah ke Kabupaten Karawang. Sebagian besar penduduk waktu itu bekerja sebagai petani.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21821" align="aligncenter" width="696"]Demografi Bendungan Jatiluhur Photo Credits: Forum Warga Jatimekar Jatiluhur[/caption]

 

Produksi Listrik

Produksi listrik pertama dimulai pada tahun 1965 dan disalurkan ke Bandung melalui Saluran udara tegangan tinggi 150 kV milik PLN. Penyaluran ke Jakarta baru dilakukan pada tahun 1966. PLTA unit VI baru dipasang oleh PT. PLN Pikitdro Jabar antara tahun 1979 – 1981 dengan kapasitas 32 MW.

[/fusion_builder_column][fusion_builder_column type="1_1" background_position="left top" background_color="" border_size="" border_color="" border_style="solid" spacing="yes" background_image="" background_repeat="no-repeat" padding="" margin_top="0px" margin_bottom="0px" class="" id="" animation_type="" animation_speed="0.3" animation_direction="left" hide_on_mobile="no" center_content="no" min_height="none"][caption id="attachment_21819" align="aligncenter" width="698"]Produksi Listrik Photo Credits: Forum Warga Jatimekar Jatiluhur[/caption]

Referensi : Forum Warga Jatimekar Jatiluhur, Wikipedia[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]